Hubungan Waralaba

ireappos-article-franchise-relationship-1

Hubungan Waralaba

Dalam sebuah seminar yang saya adakan tentang ‘Franchise Your Business’, beberapa peserta bertanya ‘Bagaimana memilih Franchisor yang baik’. Ada juga peserta yang mengungkapkan kekesalannya karena sudah menjadi Franchisee salah satu brand, tetapi tidak mendapatkan dukungan yang baik dari Franchisor.

Di Indonesia memang masih banyak kejadian Franchisor konflik dengan Franchisee. Banyak hal yang menyebabkannya, antara lain perbedaan ekspektasi, hak dan kewajiban yang tidak jelas, brand yang tidak dikelola secara baik, dan banyak lagi alasan lain.

Franchisor dan Franchisee harus pada ‘frekuensi/ gelombang’ yang sama ketika memulai kerjasama agar kedepannya tidak ada kekecewaan dari masing-masing pihak.

Para pembaca sekalian, dalam artikel ini saya ingin katakan bahwa sebuah kerjasama Sistem Franchise harus diawali dengan sebuah niat SALING MEMBANTU dalam pola Simbiosis Mutualisme (kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak yang satu dengan pihak lain).

Jika prinsip ini dilanggar maka ujungnya sangat jelas yaitu perselisihan hingga berakhirnya kerjasama secara tidak baik – yang mengakibatkan kerugian semua pihak.

Hal yang harus dipahami oleh Franchisor dan Franchisee

Ada beberapa hal yang harus dipahami antara Pihak Franchisor dan Franchisee agar sebuah kerjasama yang diawali dengan baik tidak berakhir dengan konflik:

Jangan Asal Jual | Asal Beli

Franchisor tidak boleh asal jual, artinya franchisor harus menjual sistem Franchise kepada Franchisee yang tepat. Tidak semua calon franchisee cocok dengan bisnis yang ditawarkan Franchisor.

Untuk itu Franchisor harus punya standard perekrutan yang jelas agar tidak sampai salah pilih. Demikian juga dari sisi Franchisee ‘jangan asal beli’, yang berarti bahwa Franchisee harus tahu dengan benar – apakah produk yang akan dibeli dari Franchisor sesuai dengan yang diinginkan dan kemampuannya.

Pelajari Dengan Benar Hak & Kewajiban Masing-Masing Pihak

Baik Franchisor maupun Franchisee harus paham Hak dan Kewajiban masing-masing. Dengan demikian pada saat kerjasama dimulai tidak ada hal-hal yang masih belum jelas. Ini akan membuat kerjasama ke depan akan semakin mudah.

Banyak Franchisor yang masih menutupi hal-hal yang seharusnya diketahui oleh Franchisee agar produknya terjual. Franchisee juga terkadang tidak jujur dengan keadaannya sehingga tidak mampu memenuhi kewajibannya.

Sikap Saling Bantu Untuk Kesuksesan Bersama

Franchisor dan Franchisee harus bahu membahu demi kesuksesan bersama. Franchisor harus punya prinsip untuk membuat Franchiseenya sukses. Jika Franchisee sukses maka Franchisor akan lebih sukses.

Franchisee juga harus membantu Franchisor untuk menjaga Brand Image produk agar dipersepsikan baik oleh customer.

Komunikasi & Koordinasi Yang Baik

Semua masalah biasanya diawali dari komunikasi yang kurang baik. Komunikasi memang bukah hal mudah, untuk itu semua pihak harus punya waktu khusus untuk berinteraksi dengan waktu yang cukup untuk membicarakan kejadian-kejadian yang dialami ketika bisnis mulai berjalan.

Komunikasi yang makin baik akan membuat koordinasi berjalan dengan semakin baik pula karena semua pihak telah banyak berinterkasi dan membangun sebuah relasi.

Para pembaca sekalian, empat hal yang sudah saya sebutkan di atas harus dilakukan semua pihak demi kesuksesan bersama.

Franchisor harus menganggap Franchisee sebagai ‘customer utama yang harus dilayani dengan baik’ agar mereka merasa puas dan mau bekerjasama lebih panjang lagi.

Franchisee juga harus menjalankan sistem yang sudah dibuat oleh Franchisor karena percaya bahwa Franchisor akan membantu membawanya sukses.

Alangkah indahnya jika Franchisor dan Franchisee bisa menjalin sebuah kerjasama yang ideal dengan RELATIONSHIP yang sangat baik. Semoga ini dapat terjadi pada bisnis Anda semua.

About

contact whatsapp
contact whatsapp